Minggu, 25 November 2012

Sejauh mata memandang

Kalau jaman kuliah dulu, salah satu pengertian lanskap yang cukup populer: lanskap adalah  wajah dan wajah dan karakter tapak di muka Bumi dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya sejauh mata memandang, sejauh indera kita menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat menjangkau dan membayangkan dst.
Kalau boleh saya sedikit merumuskan (terinspirasi dari definisi diatas):
Bahwa anak-anak balita yang otaknya sedang sedemikian brilillian nya memperoleh ilmu dan belajar dari apa saja yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Sejauh mata memandang, sejauh indera mereka menangkap dan sejauh imajinasi dapat menjangkau dan membayangkan.
Subhanallah, Allah menciptakan otak anak balita sedemikian hebatnya sehingga mereka mudah sekali meniru dan mengingat apa saja yang dilihat, didengar, dan dirasakannya.
Sebagai orang tua jangan kaget jika mereka mudah sekali menirukan iklan-iklan di TV, lagu-lagu, atau kata-kata yang sedang tren di masyarakat.
Tapi saya sendiri juga suka kaget saat Aqilah mengatakan "ciyus..miapa" ha????
Saya juga orang yang suka terkagum-kagum dengan kecerdasan balita. Subhanallah, luar biasa deh.

Saat anak-anak senang sekali mengkaji Al Qur'an dengan membaca bersama dan membacakan artinya, hampir setiap hari diulang-ulang tanpa bosannya. Mereka sedang menebalkan memori di otaknya. Maka alhamdulillah Aqilah pada usia 5 tahun sudah hafal Q.S. Al Fatihah s/d At Takatsur yang secara tidak langsung "dihafalnya" selama satu tahun. Kamila sendiri pada usianya 3th 4bln sudah bisa hafal Q.S. Al Fatihah, Al Kautsar dan Al Kaafirun dalam rentang waktu yang sama. Mereka mungkin tidak merasa sedang menghapalkannya karena mereka melakukannya dengan perasaan senang sekali. Tidak jarang mereka berebut untuk mengaji duluan. Sebagai seorang Ibu saya merasa senang sekali melihat perkembangan mereka. Alhamdulillah anak-anak dekat dengan Al Qur'an mudah-mudahan mereka kelak dapat mengamalkannya amin.
Setiap mengaji mereka punya kebiasaan masing-masing. Aqilah inginnya setiap mengaji dibacakan berikut artinya. Sedangkan Kamila tidak mau mengaji kalau tidak pegang Al Qur'an. Subhanallah indah sekali dialog yang mengalir antara aku dan Aqilah selama membahas arti dari surat yang dibaca. Saat Aqilah mempertanyakan "Ibu, kalo neraka hutamah, hawiyah, sama neraka jahim mana yang paling panas?" sambil tersenyum aku hanya mengatakan "Nanti kita tanya ayah ya, yang pasti jangan sampai kita kesana yah". Sebuah paduan ketelitian dan rasa ingin tahu dari seorang anak balita. Di saat lain setelah membaca arti dari Q.S. Al Ma'un dia memintaku untuk tidur bersama anak yatim. "kasian bu..". Q.S. Al Ma'un sempat menjadi surat favoritnya dan aku tidak tahu mengapa. Ibu hanya mendo'akan semoga kau nanti menjadi penyayang anak-anak yatim.