Beberpa waktu lalu kami mendapatkan rizki. Kami pun
memutuskan untuk membelikan anak-anak mainan. Kami beli sepeda, mainan bowling
, dan dua set puzzle. Sepeda kami belikan dengan tujuan melatih kecerdasan
kinestetis anak-anak. Supaya mereka tidak di depan TV terus menerus sepulang
sekolah. Bowling kami belikan dengan tujuan untuk melatih motorik kasar
anak-anak. Dan puzzle tentu saja untuk melatih daya ingat dan kecerdasan
kognitif mereka. Begitulah tujuan aku dan suamiku.
Kemarin sepulang sekolah anak-anak langsung ingin main
sepeda dan puzzle. Mulanya mereka tidak mau. Inginnya nonton owl saja di
televisi. Padahal antara kami dan anak-anak sudah punya perjanjian bahwa nonton
televisi hanya boleh di pagi hari. Tapi mereka ngotot, ya sudah kami izinkan
tapi dengan catatan hanya sebentar saja. Tapi kami juga tidak ingin sia-sia
membelikan sepeda. Akhirnya setelah owl iklan (maunya teteh Aqilah), tv
dimatikan dan anak-anak digiring keluar oleh ayahnya. Padahal ayahnya juga
capek baru pulang kantor hehehe...
Dan..seperti biasa Aqilah dan Kamila akhirnya menikmati
bermain sepeda. Terdengar mereka tertawa-tawa dengan anak-anak tetangga. Yah
itulah yang kami inginkan. Setelah seharian berada di tempat penitipan anak,
sekarang saatnya mereka bersosialisasi dengan tetangga. Aku pun tersenyum
sendiri sambil menyelesaikan beres-beres rumah sambil berdoa dan membayangkan
syaraf-syaraf otak mereka sambung menyambung,,mudah-mudahan sambungan yang
memperkuat kecerdasan mereka.
Maghrib mereka baru masuk ke rumah. “Assalamu’alaykum...”
Kamila masuk duluan.
“Wa’alaykum salam ade..., teteh mana?” “Itu, di luar”.
Akhirnya mereka semua masuk dan mereka kehausan. “Ibu, aku mau teh manis ya,,”
pinta Aqilah. “Ya, tapi buat sendiri ya.. Ibu gak enak badan, mungkin kecapean”
kataku. “Jangan lupa buatin ade Kamila ya..”
Mereka aku tinggal berdua...sibuk membuat teh manis. Aku pun
shalat maghrib dalam kondisi badan lemas tak bertenaga. Sesekali aku dengar
mereka ribut, namun Alhamdulillah tidak berantem.
“Ibu, Kamila habis minum teh manis, terus airnya
jatuh-jatuhan di lantai, tapi Kamila ngga jatuh”. Oh, cantikku kamu lucu
sekali. “Kamila, ibu lagi lemes, Kamila peluk ibu ya, ibunya disayang biar
cepet sembuh”. Kamilapun memelukku dan mengelus-elus badanku..Subhanallah
indahnya punya bidadari kecil berhati lembut sepertimu Nak. Dan aku pun ingin
tambah dimanjakan heheh.. “Kamila, biar ibu cepet sembuh ibunya dinyanyiin
ya!”.
Wah, Kamila semangat sekali bernyanyi untukku. Dimulai
dengan lagu Bermain dalam Lingkaran, dia bernyanyi sangat serius sekali, sangat
menghayati. Dengan suaranya yang halus, bicara yang cadel, lirik yang tidak
sempurna sungguh lucu dan geli sekali melihatnya....”binatang apakah itu?
Badannya kecil, telinganya lebar, apakah itu”. Aku jawab telinganya panjang itu
“kelinci”. Bukan, telinganya lebar..itu kelinci. Hahaha.. gemes deh sama si
Ade. Selesai menyanyikan satu lagu dia bertanya “Ibu sudah sembuh?” “belum, ayo
nyanyi lagi” kataku. Dia pun bernyanyi dan kembali bertanya setiap selesai satu
lagu. Sampai lagu yang ke 5 aku bilang “Ibu sudah sembuh, makasih Kamila,
nyanyinya pinter deh...” Aku pikir dia akan berhenti bernyanyi namun
ternyata...Kamila bilang “Belum, ibu belum sembuh, Kamila mau nyanyi lagi”.
Hihihi Kamila sedang semangat bernyanyi. Luar biasa cantikku itu sudah pandai
menyanyikan banyak lagu anak-anak. Semua dinyanyikan dengan penuh ketulusan dan
tentu lirik yang kadang-kadang hilang atau ciptaan sendiri. Seperti lirik lagu
Bintang Kecil “aku ingin terbang dan menari” diubah menjadi “aku ingin
terbayang menari” hohoho aku dan teteh Aqilah pun tertawa dikulum..Wahhhh, aku
jadi merasa segar kembali. Terima kasih Kamila untuk peluk, cium, dan lagunya
yang indah sekali..mmmuah.
Sekarang tiba saatnya aku makan malam. Anak-anak sibuk main
puzzle. Kamila dengan puzzle binatangnya dan Aqilah dengan puzzle “pooh” nya.
Menyusun puzzle dengan serius dan ternyata mereka sedang berkompetisi. “Kamila
mah sebentar lagi selesai, teteh bulum (Baca belum)”. Kamila sedang memprovokasi
teteh Aqilah. Padahal sebelumnya, mengajari Kamila menyusun puzzle sungguh
harus bersabar dan sabar. Karena dia belum paham dan semua ditanyakan “ini
dimana?” awalnya sih sabar tapi Kamila ternyata anak yang gigih setiap selesai
puzzle tersusun, dibongkar kembali, disusun, dibongkar lagi, sampai lebih dari
lima kali setiap main. Ayahnya sampai mual dan mabok mengajari Kamila. “Waduh,
ayah sudah tidak kuat lagi nih, gantian ibu aja yang ngajari Kamila”. Itu tanda
Kamila sudah sukses membuat ayah pusing dengan pertanyaan yang sama, dan Kamila
sama sekali kelihatan tidak mau berusaha. Kadang aku dan suami sampai gemesss
dibuatnya.
Tapi malam ini Kamila membuktikan kecerdasannya. Walaupun
terkadang masih dibantu, Kamila berhasil menyusun puzzle binatangnya. Ck ck
ck.., kagum dibuatnya (ekspresi senang ibunya). Kamila kelihatan senang dan
puas sekali. Aku cuma bilang “Subhanallah, Kamila pinter ya..”. Aqilah pun
turut senang melihat keberhasilan adiknya setelah berjuang beberapa hari untuk
menaklukan puzzle binatangnya. Satu pelajaran bunda, jangan sepelekan
keingintahuan anak, walaupun kelihatan mereka seperti tidak mau berusaha dan
cuek, ternyata mereka sedang belajar, mengingat, dan menebalkan memori di
otaknya. Subhanallah....
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, aku pikir sudah
waktunya anak-anak tidur. Tapi ternyata Kamila masih semangat bongkar pasang
puzzle, menyempurnakan ingatannya, menarik ibunya supaya tidak tidur, membujuk
ibunya untuk membantu mengarahkan memasang puzzle. Dan teteh Aqilah pun seperti
kelebihan energi, bukannya tidur malah minta pensil dan crayon. Katanya mau
menulis dan mewarnai. Hasilnya beberapa jendela kuning mulai dari yang mungil
sampai besar yang berhasil dibuat dan diwarnai dengan baik. Hasil lainnya
adalah dia berhasil menuliskan angka mulai dari angka satu sampai tujuh. Ajaib,
karena aku tidak pernah mengajarkannya. Alhamdulillah teteh Aqilah sudah pandai
menulis.
Sekarang sudah jam 9 malam. “Aqilah, Kamila, ayo tidur,
sudah malam, besok harus bangun pagi”. “Kamila mah ngga mau, main puzzle aja”.
“Aqilah juga ngga mau bobo sampe besok”. Waduh ini anak-anak masih semangat
membara padahal mereka sudah terlihat mengantuk. Akhirnya aku ultimatum mereka
“Ya sudah, ibu mau bobo, terserah deh Aqilah sama Kamila, tapi jangan ganggu
ibu ya..” mereka jawab “iya” dengan kompak. Ternyata tidak mempan nih. Akhirnya
dengan sangat terpaksa aku simpan puzzlenya dan pensil teteh Aqilah. Kamila
merengek...”ibu, Kamila mau main puzzle terus” “besok pagi boleh main lagi,
sekarang bobo dulu ya” “Ibu, kalau besok boleh?” tanya Kamila memelas “Ibu,
besok aku mau main puzzle lagi ya”. “Iya sayang, sekarang Kamila bobo dulu
ya....”.
Sebuah hari yang indah bersama Aqilah dan Kamila
bermain dan belajar bersama. Melihat, mencermati, merasakan, dan ikut terbang
bersama mimpi-mimpi mereka. Selamat tidur cinta,,bismika Allahumma ahya wa
bismika amut..