Senin, 24 Desember 2012

Diam...

Diam...
Tak banyak kata
Sebenarnya mauku tidak begitu
Tak ingin ada pengkhianatan
Terhadap apa dan siapapun
Merobek-robek keyakinanku
Tapi...
Logika kebanyakan orang
Kadang menggoyahkan langkahku
Madu yang ditawarkan begitu manisnya
Aku bermonolog dalam hatiku
Mencoba menakar keberanianku untuk berkata TIDAK
menakar keimananku untuk MENOLAK
Berani berkata benar, jujur, tanpa embel-embel apapun

Dan..
Aku masih di titik yang sama
berpikir ulang
Mereka-reka 
Semoga suatu saat nanti keberanian itu datang
Dari yang Maha Menguatkan Maha Segalanya
Laa Hawla walaa Quwwata illa billah...

Aqilah dan logika aljabarnya..

Bukan Aqilah namanya kalau tidak rajin mempertanyakan tentang sesuatu, apapun itu. Bukan pula Aqilah namanya jika tidak mempertanyakan sesuatu walaupun kadang dia sendiri sudah tahu jawabannya.

Suatu waktu ketika baru masuk kamar, Aqilah mengambil remote AC. Dilihatnya dan ditunjukkannya kepadaku. "Ibu, ini dibacanya tujuh ratus", sambil menunjukkan remote yang bertuliskan "7:00". "Iya betul, tapi kalau tujuh ratus tidak ada titik duanya teh" kataku. Selanjutnya...
Aqilah: "Ibu tahu ngga kalau a terus nolnya ada dua, dibacanya apa?
Ibu: "emang apa teh?"
Aqilah: "a ratus bu!" sambil tertawa-tawa
Ibu: "o ya?" (aku bingung, lha ini bocah tahu dari mana?) "trus kalo b nolnya dua dibacanya?"
Aqilah: "Ng...b ratus lah"
Ibu: (tambah bingung tapi sungguh terpesona dengan logikanya)
Ibu: "kalo k nolnya dua dibacanya apa? (mengetes lagi)
Aqilah: "k ratus"
Selanjutnya....semakin dibua-buat logikanya kesana kemari sesukanya
"kalo mata trus nolnya dua namanya mata ratus"
"kalo baju nolnya dua namanya baju ratus"
"kalo rumah nolnya dua namanya rumah ratus"
dan masihbanyak lagi...
Aqilah yang saat itu belum genap 5 tahun mungkin tidak menyadari logika aljabarnya...
Tapi aku tahu Aqilah sedang bermain logika... Mengeksplorasi otaknya....
"Aqilah tahu dari mana kaya gitu? siapa yang ngasih tahu?"
"Ngga, Aqilah mah tahu sendiri, otak Aqilahnya dikasih tahu Allah"
"?????, Subhanallah......"

Lain waktu ketika Kamila sedang sakit radang tenggorokan aku mewanti-wanti Aqilah untuk tidak minum memakai gelas yang habis dipakai Kamila. Aku katakan berulang kali nanti Aqilah bisa tertular penyakit radang tenggorokan.
Waktu berikutnya Aqilah bilang "Ibu, Kamila suruh minum pakai gelas Aqilah aja bu!"
"emang kenapa teh?" tanyaku
"Ya, biar Kamilanya ketularan sembuh, Kan Aqilah udah sembuh bu"
Hehehe...luar biasa bukan...


Aqilah...

Teteh Aqilah sudah bagi rapot. Hasilnya....
Dari semua jenis kecerdasan yang dinilai  kecerdasan kognitifnya yang paling menonjol. Yang lainnya ya masih kurang sedikit-sedikit.
Aqilah memang mirip banget ayahnya. Kecerdasannya mungkin menurun dari ayahnya kali ya...
Aqilah senang sekali menganalisis sesuatu. Lucu dan mengagumkan.
Mulai dari lagu, fenomena alam, sampai hal-hal yang bersifat filosofis. Ah, teteh Aqilahku.
Tapi keisengannya terhadap adiknya sampai membuat Kamila sering menangis kadang mengesalkanku.
Kadang sulit sekali jika diberitahu, mudah sekali marah, emosinya meledak-ledak itulah yang kadang membuatku sedih. Tapi mudah-mudahan Aqilah bisa menjadi anak shalihah ya...amiin

Alhamdulillah...

Sebagai seorang isteri, Alhamdulillah, aku bahagia menjadi pendampingnya
Sebagai seorang ibu, Alhamdulillah aku bahagia memiliki dua orang putri cantik
Sebagai seorang ibu bekerja, Alhamdulillah, aku bahagia...
Sebagai seorang hamba Allah. Tiada kata yang lebih patut kuucapkan selain bersyukur atas seluruh karuniaNya. Terima kasih ya Rabb...

Minggu, 25 November 2012

Sejauh mata memandang

Kalau jaman kuliah dulu, salah satu pengertian lanskap yang cukup populer: lanskap adalah  wajah dan wajah dan karakter tapak di muka Bumi dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya sejauh mata memandang, sejauh indera kita menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat menjangkau dan membayangkan dst.
Kalau boleh saya sedikit merumuskan (terinspirasi dari definisi diatas):
Bahwa anak-anak balita yang otaknya sedang sedemikian brilillian nya memperoleh ilmu dan belajar dari apa saja yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Sejauh mata memandang, sejauh indera mereka menangkap dan sejauh imajinasi dapat menjangkau dan membayangkan.
Subhanallah, Allah menciptakan otak anak balita sedemikian hebatnya sehingga mereka mudah sekali meniru dan mengingat apa saja yang dilihat, didengar, dan dirasakannya.
Sebagai orang tua jangan kaget jika mereka mudah sekali menirukan iklan-iklan di TV, lagu-lagu, atau kata-kata yang sedang tren di masyarakat.
Tapi saya sendiri juga suka kaget saat Aqilah mengatakan "ciyus..miapa" ha????
Saya juga orang yang suka terkagum-kagum dengan kecerdasan balita. Subhanallah, luar biasa deh.

Saat anak-anak senang sekali mengkaji Al Qur'an dengan membaca bersama dan membacakan artinya, hampir setiap hari diulang-ulang tanpa bosannya. Mereka sedang menebalkan memori di otaknya. Maka alhamdulillah Aqilah pada usia 5 tahun sudah hafal Q.S. Al Fatihah s/d At Takatsur yang secara tidak langsung "dihafalnya" selama satu tahun. Kamila sendiri pada usianya 3th 4bln sudah bisa hafal Q.S. Al Fatihah, Al Kautsar dan Al Kaafirun dalam rentang waktu yang sama. Mereka mungkin tidak merasa sedang menghapalkannya karena mereka melakukannya dengan perasaan senang sekali. Tidak jarang mereka berebut untuk mengaji duluan. Sebagai seorang Ibu saya merasa senang sekali melihat perkembangan mereka. Alhamdulillah anak-anak dekat dengan Al Qur'an mudah-mudahan mereka kelak dapat mengamalkannya amin.
Setiap mengaji mereka punya kebiasaan masing-masing. Aqilah inginnya setiap mengaji dibacakan berikut artinya. Sedangkan Kamila tidak mau mengaji kalau tidak pegang Al Qur'an. Subhanallah indah sekali dialog yang mengalir antara aku dan Aqilah selama membahas arti dari surat yang dibaca. Saat Aqilah mempertanyakan "Ibu, kalo neraka hutamah, hawiyah, sama neraka jahim mana yang paling panas?" sambil tersenyum aku hanya mengatakan "Nanti kita tanya ayah ya, yang pasti jangan sampai kita kesana yah". Sebuah paduan ketelitian dan rasa ingin tahu dari seorang anak balita. Di saat lain setelah membaca arti dari Q.S. Al Ma'un dia memintaku untuk tidur bersama anak yatim. "kasian bu..". Q.S. Al Ma'un sempat menjadi surat favoritnya dan aku tidak tahu mengapa. Ibu hanya mendo'akan semoga kau nanti menjadi penyayang anak-anak yatim.



Rabu, 24 Oktober 2012

Saat kau tertidur nyenyak

Saat kau tertidur nyenyak adalah saat-saat berharga untuk memandang wajahmu, kebeningan di wajahmu, lembutnya pipimu dan harumnya rambutmu membuatku semakin bertafakkur dan mentadaburi ayat Allah yang ada dihadapanku ini.
Ya, saat Aqilah dan Kamila sudah lelap tertidur adalah saat terkadang aku merasa berdosa jika telah memarahinya, atau merasa senang sekali atas nikmat kedua anakku ini dan merasa begitu takjub akan ciptaan Allah Yang Maha Sempurna ini. Dari ujung rambut hingga ujung kaki tidak luput dari perhatianku. Kuciumi mereka dengan penuh rasa syukur. Subhanallah, maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
Saat Aqilah dan Kamila sudah terbang bersama mimpi-mimpinya adalah saat dimana aku dan suami akan berbagi cerita bagaimana lucunya mereka seharian ini, bagaimana mereka menguji kesabaran ayahnya selama seharian dengan ceriwisnya, pertanyaan-pertanyaan kritisnya. Aku juga akan menceritakan bagaimana pintarnya mereka mengaji IQRO dan menghapal Al Qur'an, menceritakan kekritisan sang teteh Aqilah yang mempertanyakan eksistensi Tuhan nya. "Ibu, Allah itu mana? mana? ngga kelihatan?" dan pertanyaannya saat mengkaji terjemahan surat Al Ma'un. "Koq orang-orang yang shalat celaka?" dan masih banyak pertanyaan2 penuh logikanya. Memandang ayahnya yang tersenyum-senyum mendengarkan ceritaku juga sebuah nikmat yang sungguh indahnya.
Saat Aqilah dan Kamila sudah nyenyak adalah saat kami berdua mensyukuri nikmat Allah yang tidak pernah berbatas. Kami akan tertawa bersama mengingat kelucuan Kamila yang suka memaksa main sepeda sampai benar-benar terdengar adzan maghrib dari masjid. Kelucuan, kecerdasan, kenakalan khas balita, semuanya akan terangkum indah dalam memori ayah dan ibu.......

Senin, 11 Juni 2012

Minggu, 10 Juni 2012

Jika Allah berkehendak...

Tak terkira keruwetan yang kurasakan
Benang kusut yang ingin segera kuurai..
Bukan inginku tentu
Bukan kehendakku
Ohhhhh ingin segera berlalu semuanya.............
Jika Allah berkehendak apa yang tidak mungkin bukan??
Berharap badai segera berlalu.

Selasa, 15 Mei 2012

Kamila..


Aqilah manis


“Ibu, besok aku main puzzle lagi ya!”



Beberpa waktu lalu kami mendapatkan rizki. Kami pun memutuskan untuk membelikan anak-anak mainan. Kami beli sepeda, mainan bowling , dan dua set puzzle. Sepeda kami belikan dengan tujuan melatih kecerdasan kinestetis anak-anak. Supaya mereka tidak di depan TV terus menerus sepulang sekolah. Bowling kami belikan dengan tujuan untuk melatih motorik kasar anak-anak. Dan puzzle tentu saja untuk melatih daya ingat dan kecerdasan kognitif mereka. Begitulah tujuan aku dan suamiku.
Kemarin sepulang sekolah anak-anak langsung ingin main sepeda dan puzzle. Mulanya mereka tidak mau. Inginnya nonton owl saja di televisi. Padahal antara kami dan anak-anak sudah punya perjanjian bahwa nonton televisi hanya boleh di pagi hari. Tapi mereka ngotot, ya sudah kami izinkan tapi dengan catatan hanya sebentar saja. Tapi kami juga tidak ingin sia-sia membelikan sepeda. Akhirnya setelah owl iklan (maunya teteh Aqilah), tv dimatikan dan anak-anak digiring keluar oleh ayahnya. Padahal ayahnya juga capek baru pulang kantor hehehe...
Dan..seperti biasa Aqilah dan Kamila akhirnya menikmati bermain sepeda. Terdengar mereka tertawa-tawa dengan anak-anak tetangga. Yah itulah yang kami inginkan. Setelah seharian berada di tempat penitipan anak, sekarang saatnya mereka bersosialisasi dengan tetangga. Aku pun tersenyum sendiri sambil menyelesaikan beres-beres rumah sambil berdoa dan membayangkan syaraf-syaraf otak mereka sambung menyambung,,mudah-mudahan sambungan yang memperkuat kecerdasan mereka.
Maghrib mereka baru masuk ke rumah. “Assalamu’alaykum...” Kamila masuk duluan.
“Wa’alaykum salam ade..., teteh mana?” “Itu, di luar”. Akhirnya mereka semua masuk dan mereka kehausan. “Ibu, aku mau teh manis ya,,” pinta Aqilah. “Ya, tapi buat sendiri ya.. Ibu gak enak badan, mungkin kecapean” kataku. “Jangan lupa buatin ade Kamila ya..”
Mereka aku tinggal berdua...sibuk membuat teh manis. Aku pun shalat maghrib dalam kondisi badan lemas tak bertenaga. Sesekali aku dengar mereka ribut, namun Alhamdulillah tidak berantem.
“Ibu, Kamila habis minum teh manis, terus airnya jatuh-jatuhan di lantai, tapi Kamila ngga jatuh”. Oh, cantikku kamu lucu sekali. “Kamila, ibu lagi lemes, Kamila peluk ibu ya, ibunya disayang biar cepet sembuh”. Kamilapun memelukku dan mengelus-elus badanku..Subhanallah indahnya punya bidadari kecil berhati lembut sepertimu Nak. Dan aku pun ingin tambah dimanjakan heheh.. “Kamila, biar ibu cepet sembuh ibunya dinyanyiin ya!”.
Wah, Kamila semangat sekali bernyanyi untukku. Dimulai dengan lagu Bermain dalam Lingkaran, dia bernyanyi sangat serius sekali, sangat menghayati. Dengan suaranya yang halus, bicara yang cadel, lirik yang tidak sempurna sungguh lucu dan geli sekali melihatnya....”binatang apakah itu? Badannya kecil, telinganya lebar, apakah itu”. Aku jawab telinganya panjang itu “kelinci”. Bukan, telinganya lebar..itu kelinci. Hahaha.. gemes deh sama si Ade. Selesai menyanyikan satu lagu dia bertanya “Ibu sudah sembuh?” “belum, ayo nyanyi lagi” kataku. Dia pun bernyanyi dan kembali bertanya setiap selesai satu lagu. Sampai lagu yang ke 5 aku bilang “Ibu sudah sembuh, makasih Kamila, nyanyinya pinter deh...” Aku pikir dia akan berhenti bernyanyi namun ternyata...Kamila bilang “Belum, ibu belum sembuh, Kamila mau nyanyi lagi”. Hihihi Kamila sedang semangat bernyanyi. Luar biasa cantikku itu sudah pandai menyanyikan banyak lagu anak-anak. Semua dinyanyikan dengan penuh ketulusan dan tentu lirik yang kadang-kadang hilang atau ciptaan sendiri. Seperti lirik lagu Bintang Kecil “aku ingin terbang dan menari” diubah menjadi “aku ingin terbayang menari” hohoho aku dan teteh Aqilah pun tertawa dikulum..Wahhhh, aku jadi merasa segar kembali. Terima kasih Kamila untuk peluk, cium, dan lagunya yang indah sekali..mmmuah.
Sekarang tiba saatnya aku makan malam. Anak-anak sibuk main puzzle. Kamila dengan puzzle binatangnya dan Aqilah dengan puzzle “pooh” nya. Menyusun puzzle dengan serius dan ternyata mereka sedang berkompetisi. “Kamila mah sebentar lagi selesai, teteh bulum (Baca belum)”. Kamila sedang memprovokasi teteh Aqilah. Padahal sebelumnya, mengajari Kamila menyusun puzzle sungguh harus bersabar dan sabar. Karena dia belum paham dan semua ditanyakan “ini dimana?” awalnya sih sabar tapi Kamila ternyata anak yang gigih setiap selesai puzzle tersusun, dibongkar kembali, disusun, dibongkar lagi, sampai lebih dari lima kali setiap main. Ayahnya sampai mual dan mabok mengajari Kamila. “Waduh, ayah sudah tidak kuat lagi nih, gantian ibu aja yang ngajari Kamila”. Itu tanda Kamila sudah sukses membuat ayah pusing dengan pertanyaan yang sama, dan Kamila sama sekali kelihatan tidak mau berusaha. Kadang aku dan suami sampai gemesss dibuatnya.
Tapi malam ini Kamila membuktikan kecerdasannya. Walaupun terkadang masih dibantu, Kamila berhasil menyusun puzzle binatangnya. Ck ck ck.., kagum dibuatnya (ekspresi senang ibunya). Kamila kelihatan senang dan puas sekali. Aku cuma bilang “Subhanallah, Kamila pinter ya..”. Aqilah pun turut senang melihat keberhasilan adiknya setelah berjuang beberapa hari untuk menaklukan puzzle binatangnya. Satu pelajaran bunda, jangan sepelekan keingintahuan anak, walaupun kelihatan mereka seperti tidak mau berusaha dan cuek, ternyata mereka sedang belajar, mengingat, dan menebalkan memori di otaknya.  Subhanallah....
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, aku pikir sudah waktunya anak-anak tidur. Tapi ternyata Kamila masih semangat bongkar pasang puzzle, menyempurnakan ingatannya, menarik ibunya supaya tidak tidur, membujuk ibunya untuk membantu mengarahkan memasang puzzle. Dan teteh Aqilah pun seperti kelebihan energi, bukannya tidur malah minta pensil dan crayon. Katanya mau menulis dan mewarnai. Hasilnya beberapa jendela kuning mulai dari yang mungil sampai besar yang berhasil dibuat dan diwarnai dengan baik. Hasil lainnya adalah dia berhasil menuliskan angka mulai dari angka satu sampai tujuh. Ajaib, karena aku tidak pernah mengajarkannya. Alhamdulillah teteh Aqilah sudah pandai menulis.
Sekarang sudah jam 9 malam. “Aqilah, Kamila, ayo tidur, sudah malam, besok harus bangun pagi”. “Kamila mah ngga mau, main puzzle aja”. “Aqilah juga ngga mau bobo sampe besok”. Waduh ini anak-anak masih semangat membara padahal mereka sudah terlihat mengantuk. Akhirnya aku ultimatum mereka “Ya sudah, ibu mau bobo, terserah deh Aqilah sama Kamila, tapi jangan ganggu ibu ya..” mereka jawab “iya” dengan kompak. Ternyata tidak mempan nih. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku simpan puzzlenya dan pensil teteh Aqilah. Kamila merengek...”ibu, Kamila mau main puzzle terus” “besok pagi boleh main lagi, sekarang bobo dulu ya” “Ibu, kalau besok boleh?” tanya Kamila memelas “Ibu, besok aku mau main puzzle lagi ya”. “Iya sayang, sekarang Kamila bobo dulu ya....”.
Sebuah hari yang indah bersama Aqilah dan Kamila bermain dan belajar bersama. Melihat, mencermati, merasakan, dan ikut terbang bersama mimpi-mimpi mereka. Selamat tidur cinta,,bismika Allahumma ahya wa bismika amut..

Everyday is new journey...


Everyday is invention, everyday is new journey, and everyday is new experience..mungkin itulah kalimat yang dapat menggambarkan hari-hari balita kita. Setiap hari mereka menemukan pelajaran baru, pengalaman baru, dan petualangan baru, bahkan penemuan-penemuan baru yang menurut mereka tentu mengesankan dan menakjubkan.
Tak terkecuali balita sulungku Aqilah. Aqilah yang gemar berkesperimen, mencari hal-hal baru, menemukan hal-hal yang tidak terduga, dan kadang membuatku kagum kepadanya. Kagum kepada ketelitian seorang balita, kemampuannya mematahkan argumen seorang ibu, dan keinginannya yang kadang di luar kebiasaan.
Tidak hanya Aqilah, tetapi seluruh balita tentu mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi seseorang yang besar. Oleh karenanya jika kita memiliki balita dirumah. Jangan abaikan mereka dan jangan anggap remeh mereka. Mari kita berikan rangsangan yang positif kepada mereka. Berikan mereka ilmu, pengalaman, dan kebiasaan-kebiasaan positf yang sebanyak-banyaknya.
Aktifkan seluruh indera mereka. Berikan mereka rangsangan pada indra penglihatan mereka supaya mereka benar-benar dapat melihat misalnya seperti apakah bunga itu yang sesungguhnya, bagaimana bentuknya, warnanya, apa bagian-bagiannya. Optimalkan indra penciuman mereka supaya mereka tau bagaimana harumnya bunga, baunya sampah yang kotor, dan lain-lain. Optimalkan indra pendengaran mereka dengan berikan kalimat-kalimat yang positif. Perdengarkan lagu dan film yang dapat memaksimalkan kosa kata mereka, melembutkan hati mereka, membuat mereka bertanya apa dan bagaimana tentang sebuah kata dan kalimat. Optimalkan indra perasa mereka dengan berikan aneka makanan sehat dan bergizi supaya mereka tau apa rasanya. Optimalkan indra peraba mereka dengan perkenalkan macam-macam tekstur benda-benda. Masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan seluruh indra mereka. Eksplorasi seluruh potensi yang dimiliki balita kita. Jangan lewatkan setiap momen bersama mereka untuk berikan ilmu walau tentang sebuah pengenalan warna sekalipun. Semuanya insyaAllah ada manfaatnya dan terekam dalam otaknya yang luar biasa.
Sekali waktu Aqilah bilang “Ibu, aku punya musik baru” saat aku baru pulang kantor, saat kepalaku masih penat karena urusan kantor, saat aku baru membaringkan tubuhku ke kasur. Mencoba menebak apa penemuannya kali ini “musik apa yang baru teh?”. “ada musik dari bantal lho bu!” katanya sambil mengambil bantal hadiah dari bundanya di sekolah “ini bu dari benang, ada musiknya lho bu”. “Bagaimana caranya teh?” kataku. “Gini bu” katanya sambil menarik benang dari bantal yang terjahit tidak sempurna kemudian dia menarik-narik benang tersebut dengan telunjuknya berkali-kali sehingga menimbulkan bunyi yang sebetulnya belum berirama tapi Aqilah really surprised dan aku “Oh, subhanallah teteh pinter sekali menemukan musik baru”. Aqilah senang bukan main dan dia pun bersemangat mengajariku bermusik benang bantal...
Hehehe lucu ya anak-anak, dahsyat, dan tidak terduga penemuannya. Alhamdulillah..
Sekali waktu lagi aku terkejut, lagi-lagi saat pulang kantor. Aku bingung kok ada kertas ditempel di kaca pintu teras belakang. Aku baca ternyata itu surat rekomendasi rektor upi untuk penelitian disertasi suamiku. Tapi, oh oh koq ada photonya. Bukan photo suamiku tapi koq photo uwanya (wa ovat) yang ditempel di pojok kiri atas. Nah lho maksudnya apa? Akupun bertanya pada suamiku. “Ayah, ini maksudnya apa koq ditempel disini?”tanyaku. “Itu kerjaannya Aqilah bu, katanya pengumuman orang hilang”. Whats??? Tau darimana ini baocah pikirku.
Saat Aqilah pulang bermain aku tanya “Teh itu apa?”. “Itu orang hilang bu”. “Masa wa ovat hilang sih teh?” (hehe piss ya wa ovat)”Aqilah nyontoh dimana?”.  “Iya, itu aku lihat kayak di sekolah belakang, kan ditempel gitu bu”. Sambil kucium dan kupeluk aku berpikir ternyata Aqilah meniru pengumuman sekolah yang ditempel di jendela kelas. Subhanallah, nah kan,,,anak-anak memang cepat belajar dari lingkungannya, dari apa yang dilihatnya, dan kewajiban kita memberikan infromasi yang benar untuknya.
So, jangan lewatkan setiap peristiwa, setiap saat-saat kebersamaan dengan balita kesayangan kita.......