Selasa, 15 Mei 2012

“Ibu, besok aku main puzzle lagi ya!”



Beberpa waktu lalu kami mendapatkan rizki. Kami pun memutuskan untuk membelikan anak-anak mainan. Kami beli sepeda, mainan bowling , dan dua set puzzle. Sepeda kami belikan dengan tujuan melatih kecerdasan kinestetis anak-anak. Supaya mereka tidak di depan TV terus menerus sepulang sekolah. Bowling kami belikan dengan tujuan untuk melatih motorik kasar anak-anak. Dan puzzle tentu saja untuk melatih daya ingat dan kecerdasan kognitif mereka. Begitulah tujuan aku dan suamiku.
Kemarin sepulang sekolah anak-anak langsung ingin main sepeda dan puzzle. Mulanya mereka tidak mau. Inginnya nonton owl saja di televisi. Padahal antara kami dan anak-anak sudah punya perjanjian bahwa nonton televisi hanya boleh di pagi hari. Tapi mereka ngotot, ya sudah kami izinkan tapi dengan catatan hanya sebentar saja. Tapi kami juga tidak ingin sia-sia membelikan sepeda. Akhirnya setelah owl iklan (maunya teteh Aqilah), tv dimatikan dan anak-anak digiring keluar oleh ayahnya. Padahal ayahnya juga capek baru pulang kantor hehehe...
Dan..seperti biasa Aqilah dan Kamila akhirnya menikmati bermain sepeda. Terdengar mereka tertawa-tawa dengan anak-anak tetangga. Yah itulah yang kami inginkan. Setelah seharian berada di tempat penitipan anak, sekarang saatnya mereka bersosialisasi dengan tetangga. Aku pun tersenyum sendiri sambil menyelesaikan beres-beres rumah sambil berdoa dan membayangkan syaraf-syaraf otak mereka sambung menyambung,,mudah-mudahan sambungan yang memperkuat kecerdasan mereka.
Maghrib mereka baru masuk ke rumah. “Assalamu’alaykum...” Kamila masuk duluan.
“Wa’alaykum salam ade..., teteh mana?” “Itu, di luar”. Akhirnya mereka semua masuk dan mereka kehausan. “Ibu, aku mau teh manis ya,,” pinta Aqilah. “Ya, tapi buat sendiri ya.. Ibu gak enak badan, mungkin kecapean” kataku. “Jangan lupa buatin ade Kamila ya..”
Mereka aku tinggal berdua...sibuk membuat teh manis. Aku pun shalat maghrib dalam kondisi badan lemas tak bertenaga. Sesekali aku dengar mereka ribut, namun Alhamdulillah tidak berantem.
“Ibu, Kamila habis minum teh manis, terus airnya jatuh-jatuhan di lantai, tapi Kamila ngga jatuh”. Oh, cantikku kamu lucu sekali. “Kamila, ibu lagi lemes, Kamila peluk ibu ya, ibunya disayang biar cepet sembuh”. Kamilapun memelukku dan mengelus-elus badanku..Subhanallah indahnya punya bidadari kecil berhati lembut sepertimu Nak. Dan aku pun ingin tambah dimanjakan heheh.. “Kamila, biar ibu cepet sembuh ibunya dinyanyiin ya!”.
Wah, Kamila semangat sekali bernyanyi untukku. Dimulai dengan lagu Bermain dalam Lingkaran, dia bernyanyi sangat serius sekali, sangat menghayati. Dengan suaranya yang halus, bicara yang cadel, lirik yang tidak sempurna sungguh lucu dan geli sekali melihatnya....”binatang apakah itu? Badannya kecil, telinganya lebar, apakah itu”. Aku jawab telinganya panjang itu “kelinci”. Bukan, telinganya lebar..itu kelinci. Hahaha.. gemes deh sama si Ade. Selesai menyanyikan satu lagu dia bertanya “Ibu sudah sembuh?” “belum, ayo nyanyi lagi” kataku. Dia pun bernyanyi dan kembali bertanya setiap selesai satu lagu. Sampai lagu yang ke 5 aku bilang “Ibu sudah sembuh, makasih Kamila, nyanyinya pinter deh...” Aku pikir dia akan berhenti bernyanyi namun ternyata...Kamila bilang “Belum, ibu belum sembuh, Kamila mau nyanyi lagi”. Hihihi Kamila sedang semangat bernyanyi. Luar biasa cantikku itu sudah pandai menyanyikan banyak lagu anak-anak. Semua dinyanyikan dengan penuh ketulusan dan tentu lirik yang kadang-kadang hilang atau ciptaan sendiri. Seperti lirik lagu Bintang Kecil “aku ingin terbang dan menari” diubah menjadi “aku ingin terbayang menari” hohoho aku dan teteh Aqilah pun tertawa dikulum..Wahhhh, aku jadi merasa segar kembali. Terima kasih Kamila untuk peluk, cium, dan lagunya yang indah sekali..mmmuah.
Sekarang tiba saatnya aku makan malam. Anak-anak sibuk main puzzle. Kamila dengan puzzle binatangnya dan Aqilah dengan puzzle “pooh” nya. Menyusun puzzle dengan serius dan ternyata mereka sedang berkompetisi. “Kamila mah sebentar lagi selesai, teteh bulum (Baca belum)”. Kamila sedang memprovokasi teteh Aqilah. Padahal sebelumnya, mengajari Kamila menyusun puzzle sungguh harus bersabar dan sabar. Karena dia belum paham dan semua ditanyakan “ini dimana?” awalnya sih sabar tapi Kamila ternyata anak yang gigih setiap selesai puzzle tersusun, dibongkar kembali, disusun, dibongkar lagi, sampai lebih dari lima kali setiap main. Ayahnya sampai mual dan mabok mengajari Kamila. “Waduh, ayah sudah tidak kuat lagi nih, gantian ibu aja yang ngajari Kamila”. Itu tanda Kamila sudah sukses membuat ayah pusing dengan pertanyaan yang sama, dan Kamila sama sekali kelihatan tidak mau berusaha. Kadang aku dan suami sampai gemesss dibuatnya.
Tapi malam ini Kamila membuktikan kecerdasannya. Walaupun terkadang masih dibantu, Kamila berhasil menyusun puzzle binatangnya. Ck ck ck.., kagum dibuatnya (ekspresi senang ibunya). Kamila kelihatan senang dan puas sekali. Aku cuma bilang “Subhanallah, Kamila pinter ya..”. Aqilah pun turut senang melihat keberhasilan adiknya setelah berjuang beberapa hari untuk menaklukan puzzle binatangnya. Satu pelajaran bunda, jangan sepelekan keingintahuan anak, walaupun kelihatan mereka seperti tidak mau berusaha dan cuek, ternyata mereka sedang belajar, mengingat, dan menebalkan memori di otaknya.  Subhanallah....
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, aku pikir sudah waktunya anak-anak tidur. Tapi ternyata Kamila masih semangat bongkar pasang puzzle, menyempurnakan ingatannya, menarik ibunya supaya tidak tidur, membujuk ibunya untuk membantu mengarahkan memasang puzzle. Dan teteh Aqilah pun seperti kelebihan energi, bukannya tidur malah minta pensil dan crayon. Katanya mau menulis dan mewarnai. Hasilnya beberapa jendela kuning mulai dari yang mungil sampai besar yang berhasil dibuat dan diwarnai dengan baik. Hasil lainnya adalah dia berhasil menuliskan angka mulai dari angka satu sampai tujuh. Ajaib, karena aku tidak pernah mengajarkannya. Alhamdulillah teteh Aqilah sudah pandai menulis.
Sekarang sudah jam 9 malam. “Aqilah, Kamila, ayo tidur, sudah malam, besok harus bangun pagi”. “Kamila mah ngga mau, main puzzle aja”. “Aqilah juga ngga mau bobo sampe besok”. Waduh ini anak-anak masih semangat membara padahal mereka sudah terlihat mengantuk. Akhirnya aku ultimatum mereka “Ya sudah, ibu mau bobo, terserah deh Aqilah sama Kamila, tapi jangan ganggu ibu ya..” mereka jawab “iya” dengan kompak. Ternyata tidak mempan nih. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku simpan puzzlenya dan pensil teteh Aqilah. Kamila merengek...”ibu, Kamila mau main puzzle terus” “besok pagi boleh main lagi, sekarang bobo dulu ya” “Ibu, kalau besok boleh?” tanya Kamila memelas “Ibu, besok aku mau main puzzle lagi ya”. “Iya sayang, sekarang Kamila bobo dulu ya....”.
Sebuah hari yang indah bersama Aqilah dan Kamila bermain dan belajar bersama. Melihat, mencermati, merasakan, dan ikut terbang bersama mimpi-mimpi mereka. Selamat tidur cinta,,bismika Allahumma ahya wa bismika amut..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar