Minggu, 21 Februari 2016

Ayah dan anak perempuannya




"Kenapa cuma ayah dengan anak perempuannya?" mungkin itu pertanyaan yang terlintas pertama membaca judul di atas. Iya, karena saya cuma akan bercerita tentang dialog antara suami dan anak-anak perempuan kami.

Biasanya saat berkendara bersama keluarga akan duduk di depan mendampingi suami. Anak-anak duduk dibelakang. Namun saat perjalanan kemarin anak-anak minta duduk didepan. Alasannya mereka pusing duduk di bagian paling belakang. O ya perlu diketahui kendaraan pribadi kami adalah sedan. Pada perjalanan ke Bandung kemarin kami meminjam mobil teteh saya karena kondisi mobil kurang sehat dan kami harus membawa orang tua. Mobil teteh adalah MPV 3 Roll. Anak-anak duduk di bagian paling belakang. Sebenarnya saya sudah membuat kondisi senyaman mungkin tapi mereka tetap bilang pusing.

Okelah akhirnya saya mengalah. Secara bergantian Aqilah dan Kamila duduk di depan berdampingan dengan ayahnya. Ada yang menarik bagi saya sebagai seorang Ibu. Baik Aqilah maupun Kamila sama-sama asyik ngobrol dengan ayahnya. Ya...pertanyaan-pertanyaan sepele tapi memang berbeda ya sudut pandang jawaban seorang ayah dan seorang ibu. Ayahnya sabar sekali menjawab setiap pertanyaan Aqilah dan Kamila walaupun saya tahu kondisi ayahnya yang sangat lelah. Bahkan setelah terjadi insiden mobil menyenggol bahu jalan pun sang Ayah masih bisa menjawab dengan tenang. Whuaaa.... beda banget dengan aku. Iya suamiku sabar sekali meladeni anak perempuannya.

Apa saja yang ditanyakan mereka?
1. Ayah, marka jalan itu apa
2. Ayah, ini masih di Bandung?
3.....

Sayangnya saya lupa pertanyaan apa saja yang diajukan bocah-bocah heuheu. Intinya, sering-seringlah anak-anak mengobrol dengan anak-anaknya. Sebagian besar waktu anak-anak biasanya bersama ibunya. Jadi saat dengan ayahnya tentu cakrawala pengetahuan mereka juga bertambah. Yang pasti sudut pandangnya juga berbeda.

Demikianlah, Ayah....ayo jalan-jalan lagi...heheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar